
"kriiinnngggggg......" alarm jam Felix berbunyi nyaring. ia melihat matahari sudah nampakin wajahnya yang berseri-seri. ayam-ayam berkokok bersahut-sahutan seperti berlomba paling keras berkokok. dengan malas Felix bangun dari tidurnya. Felix teringat sesuatu, "Ya ampun aku lupa hari ini ada latihan basket dangan bestfriend-ku, Radit!". Felix berlari menuju kamar mandi. "Felix mau kemana kamu pagi-pagi kok udah lari-lari dalem rumah! kaya orang kebakaran jenggot!" tanya mamanya. "Mau latihan basket ma!" jawabnya sambil terus berlari menuju kamar mandi. "Ya jangan lari-lari dong ntar jatuh!" kata Jona, adiknya. tanpa mempedulikan Jona Felix terus menuju kamar mandi.saat Felix sedang ganti baju, Radit datang menjemputnya. "eh kak Radit! nyari'in kak Felix ya?" tanya Jona sok imut. "Iya! sekarang kak Felix nya mana?" jawab Radit. "Itu lagi ganti baju! masuk dulu yuk!" ajak Jona sambil menarik tangan Radit. saat memasuki pintu, Felix keluar dari kamarnya. "Hayo pada ngapain!" Felix tiba-tiba mengagetkan Jona dan Radit. "Nggak ngapa-ngapain kok! cuma ngajakin kak Radit masuk aja!" kata Jona kaget. "Yuk dit berangkat!" ajak Felix pada Radit. "Oke!" jawab Radit. setelah berpamitan, keduanya langsung berangkat menuju lapangan basket.sampai di lapangan basket mereka bertemu dengan Icha. jantung Felix berdebar kencang. memang, jika Felix bertemu dengannya pasti seperti ini. karena sejak pertama Felix masuk ke tim basket dan kenal dengannya Felix sudah merasa suka padanya. tapi, ia malu mau mengatakannya. karena, aku masih kelas dua SMP. sedangkan Icha masih anak kelas satu. "Hey Cha! mana yang laennya!" tanya Felix. "Nggak tau! aku juga baru nyampe" jawab Icha. akhirnya mereka bertiga menunggu anak-anak yang lain. Felix menunggu sambil bermain bola dengan Icha. saat bermain, tak sengaja Felix memeggang tangan Icha. wajah Felix memerah dan ia terdiam kaku. "eh maaf!" cepat-cepat Icha menarik tangannya. setelah latihan berakhir, Felix dan Radit pulang.sesampainya dirumah, Felix langsung masuk ke kamar. di kamar ia langsung merebahkan tubuhnya kekasur. tanpa sadar ia telah memikirkan Icha. "Kok jadi mikirin Icha sich?" katanya dalam hati. "Gimana ni?" Felix bimbang. "apa aku harus bilang ke Icha kalau aku suka sama dia, ya?".hari-hari yang Felix jalanin terasa aneh, karena selalu memikirkan Icha. "kenapa sich kak? kok dari kemaren sering ngelamun?" tanya Jona. "Nggak ada apa-apa kok?" jawabnya kaget. "Hayo mikirin cewek 'kan?" tebak Jona asal. "Sok tau! udahlah aku mau tidur dulu! dah capek" kata Felix sambil menguap. sebelum tidur ia teringat kembali pada Icha. ia berniat akan mengungkapkan perasaannya pada Icha pada saat selesai latihan.pagi hari setelah mandi Felix langsung menuju ke lapangan basket. semua latihan bersama seperti biasa. tetapi, berbeda dengan Felix yang tidak seperti biasa. dan pada saat selesai Felix langsung menghampiri Icha."hey cha! aku mau ngomong sesuatu ni!" kata Felix. "ngomong apa? disini aja lagi!" jawab Icha. "nggak bisa disini! ini penting banget buat aku!" ajak Felix. "ya udah dimana?". "ya ikut aja!"setelah sampai di suatu tempat, Felix langsung ngungkapin perasaannya. "Cha mau nggak kamu jadi pacarku!" kata Felix gugup. Icha terdiam sejenak. "sory aku..." jawab Icha malu. "kamu nggak bisa nerima aku?" tanya Felix lemas. "bukan maksudku, aku nggak bisa nolak kamu! sebenernya aku juga suka kamu!" kata Icha malu. "jadi kamu mau nerima aku?" kata Felix semangat. Icha hanya mengangguk pelan.akhirnya mereka berdua berpacaran. Felix sangat senang. hingga ia mencurahkan perasaannya dalam sebuah cerpen. dan cerpen itu berjudul "CINTA PERTAMA".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar